Senin, 17 Februari 2014

Kesultanan Mataram



Kesultanan Mataram berdiri sekitar abad ke-17 setelah runtuhnya Kerajaan Demak dan Pajang. Letak Kesultanan Mataram ini di sebelah tenggara Yogyakarta, tepatnya Kotagede. Kesultanan Mataram memiliki peran yang cukup penting dalam perjalanan secara kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Hal ini terlihat dari semangat raja-raja untuk memperluas daerah kekuasaan dan mengIslamkan para penduduk daerah kekuasaannya.


  1. Panembahan Senopati
Senopati menghadapi rintangan terhadap bupati-bupati yang menentangnya dan ingin melepaskan diri. Wilayah kekuasaan yang berhasil ditundukkan meliputi Galuh (Jawa Barat) sampai Pasuruan, Jawa Timur.


  1. Mas Jolang atau Panembahan Seda Krapyak
Pada masa pemerintahan Mas Jolang ini diwarnai dengan adanya peperangan terhadap para pemberontak terutama pada bupati di daerah pesisir. Mas Jolang berusaha memperluas kekuasaannya namun ia tidak mampu sampai ia wafat pada tahu 1613.


  1. Mas Rangsang
Pada masa pemerintahan Mas Rangsang atau Sultan Agung Senopati Ing Alaga Ngabdurrahman Kalipatullah ia menghadapi berbagai macam rintangan untuk melanjutkan cita-cita Senopati.


  1. Bupati-bupati yang tidak mau tunduk terhadap Mataram
  2. Kompeni Belanda di Batavia
  3. Koalisi dengan Kesultanan Banten dan Cirebon
  4. Sultan Agung mempersiapkan sejumlah pasukan guna menundukkan rintangan-rintangan itu. Sultan Agung menggempur pertahanan bupati-bupati daerah pesisir yang kemudian tunduk kepada Mataram. Hingga Surabaya pun tunduk pada Mataram pada tahun 1625.
Kesultanan Mataram mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan Sultan Agung, yaitu :
  1. Memperluas daerah kekuasaannya
  2. Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas itu dari pemerintah pusatnya
  3. Mataram merupakan pengekspor beras terbesar pada masa itu
  4. Melakukan ekspansi secara besar-besaran
  5. Mengubah perhitungan tahun Jawa dari Hindu ke Islam
  6. Menyusun karya sastra, Sastra Gending
  7. Pada masa pemerintahan raja-raja pengganti Sultan Agung, Kesultanan Mataram mengalami kemunduran karena adanya pendudukan Belanda-VOC yang menguasai seluruh daerah pantai utara Jawa dan pulau Madura.
  8. Pada Perjanjian Giyanti, Kesultanan Mataram dipecah menjadi 2 yaitu Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Dan melalui Perjanjian Salatiga, Surakarta dan Yogyakarta terpecah dengan munculnya Mangkunegara dan Pakualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar