Ini adalah sedikit pengalamanku saat aku ikut Jambore cabang, Daerah dan Nasional :) bukannya sombong lo teman-teman :D
Langkah
Jambore
Oleh
: Irawan Budi Santoso
Salam pramuka....
Namaku adalah Irawan
Budi Santoso, orang-orang sering memanggilku Wawan atau ada juga yang
memanggilku Irawan. Pada tahun 2007 aku menginjakkan kakiku kelas 4 SD, sejak
saat itu aku bergabung dan menekuni oragnisasi di bidang pramuka. Pada awalnya
aku tidak tahu apakah itu pramuka, namun seiring waktu berjalan aku mencoba
untuk tetap berada di bidang tersebut
dan mengotak-atik tentang pramuka, dan pada akirnya aku mengetahui apakah
pramuka itu. Selama aku ikut dalam organisasi pramuka itu, aku belum merasa ada
yang istimewa dalam pramuka, namun aku berfikir,”Apakah tidak ada yang menarik dalam pramuka? Ataukah aku yang belum merasakan
kemenarikan dari pramuka itu sendiri?.” Waktu terus berjalan , hari
berganti hari , jam berganti jam, menit berganti menit, dan detik pun turut
berganti detik. Ujian semester kenaikan kelas telah datang dan akan kuselesaikan
selama satu minggu. Aku melaksanakan ujian itu dengan sungguh-sungguh dan
akhirnya aku mendapatkan nilai yang bisa dibilang cukup memuaskan. Setelah itu
aku mendapatkan kabar bahwa sekolahku akan digabung dengan sekolah lain yaitu
SD Numpukan dan akan diganti nama menjadi SD Karangtengah Baru. Dalam hati aku
menggerutu, kenapa harus digabung? Aku sudah nyaman kok di SD ini,.
Apalah artinya menggumam dan emnggerutu di dalam hati, toh hal itu tidak akan merubah kedaan, dan tibalah saat untuk sekolah di SD yang baru dan asing bagiku. Awalnya aku sangat sulit untuk beradaptasi dengan anak-anak yang baru aku kenal, boleh dibilang nyaliku menciut pada hari pertama. Namun ada pepatah yang mengatakan “sekeras apapun batu bila ditetesi air terus menerus pasti akan menampakkan lubang juga,” begitulah yang aku alami, aku mencoba untuk beradaptasi dengan mereka. Selang beberapa bulan aku pun sudah mulai bisa berssosialisasi dengan mereka, ternyata mereka asyik juga orangnya. Ada nih satu orang yang baik sama aku tapi agak judes juga , namanya Yessi Anggraeni Putri, dia cantik tapi agak hitam...hhhee hitam manis kali ya?..
Aku belajar bersama mereka merasa senang, tapi ada juga yang buat aku sedih. Tapi kebanyakan sedihnya. Kelas 5 SD pun telah berakhir dan aku naik ke kelas 6 SD.
Pada suatu hari aku
sedang sepedaan keliling desa Karangtengah dan kecamatan Imogiri buat
menghabiskan waktu senggangku daripada aku hanya melamun di rumah, aku melihat
ada adik kelasku yang sedang berkemah di halaman SDku, melihat mereka aku
merasa iri, tau nggak kenapa aku iri? Aku merasa iri karena aku belum pernah
merasakan berkemah sedangkan mereka yang baru jadi adik kelasku sudah merasakan
kemah. Saat melihat kegiatan berkemah itu, aku merasa bahwa kegiatan itu pasti
sangat asyik dan aku semakin menekuni pramuka. Setiap hari aku pasti main ke
perkemahan itu untuk menyaksikan suasana perkemahan yang seru. Pada saat itu
aku berfikir , “Ngopo yo kok udu aku wae
sik diakon kemah? Kok malah adi kelasku, padahal kan dek e luwih cilik seko
aku?.” Ternyata oh ternyata , memang harus mereka yang ikut kemah karena
itu adalah tahun mereka. Berarti mereka beruntung bisa ikut kemah , sedangkan
aku belum merasakan bagaimana rasanya berkemah itu. Mungkin rasanya Wow kali
ya, hahaha...
Hari bergulir seiring jalannya arloji di tanah jawa dan pada akhirnya tibalah aku di semester 2 kelas 6 SD. Kalau kamu tahu , di semester 2 itu banyak sekali aktivitas, entah ujian ataupun belajar kelompok. Yah, namanya juga mau menghadapi UNAS otomatis kegiatanku pramuka aku hentikan untuk sementara waktu supaya aku bisa fokus untuk belajar dan belajar menghadapi UNAS besok. Sebenarnya aku agak tidak rela ninggalin pramukaku pada saat itu, namun aku juga tahu itu buat kebaikanku dan semuanya.
Sampailah aku pada UNAS yang dilaksanakan tanggal 11 sampai dengan 13 Mei 2009 oleh pemerintah pusat untuk mengukur seberapa berhasilkah kami sekolah selama 6 tahun ini. Hari pertama UNAS saja sudah banyak yang mencontek, namun aku termasuk yang mencontek. Kebetulan aku duduk di belakang Singgih Dewan Pratoto. Ternyata eh ternyata, aku menemukan soal yang aku anggap sulit, aku pustuskan untuk mencontek pada Singgih, “Nggih, kowe nomer 12 wes urung, ayo ijolan jawaban,” kemudian dia menjawab “Yo, nomer 12 (katakanlah jawabannya A) jawabane A, Wan nomer 34 opo?,” Dia bertanya padaku. Ada juga nih temenku yang nakal , bayangkan la wong UNAS kok malah makan, aneh kan? Terus aku bilang gini, “ M (inisial) kowe i mah mangan, tak kandakke pengawase lo M,” kemudian ia menawarkan aku uang seribu dan coklat Beng-beng lalu aku menolak, “emoh lakok, nik 10ewu yo aku gelem (memeras hhhee) piye?,” kemudian ia menjawab , “walah Ir, ojo to tak ajar kowe mengko,” namun aku tetap pada pemerasanku padanya dan akhirnya diapun mewer.... aku merasa bersalah juga sih sebenarnya.
UNAS pun telah selesai diadakan, tinggal nunggu pengumuman. Rasanya bosan nunggu pengumuman hasil UN yang sangat lama, namun apa yang bisa aku lakukan, paling juga cuma bisa nunggu dan menunggu. Hari yang dinanti telah tiba, pengumuman hasil UN yang sangat mendebarkan. Akirnyaaaa... NEMku 25,05 , yah lumayan sih dibandingkan yang lain.
Lalu aku mencari-cari kabar kapan pendaftaran SMP dibuka. Pada saat mendaftar di SMPN 1 Imogiri, aku merasa minder. Bayangkan aku pakek baju pendek terus celananya juga pendek, pokoknya culun abis dahh...hahaha. Sampai pada akhirnya akupun diterima di SMPN 1 Imogiri itu. Hari-hari pertama sih ngrasanya minder abis broo...lainnya gak diam eh aku diam sendiri. Yah mungkin baru pertama sih.
Selang seminggu aku sekolah di SMP 1 Imogiri, ada pengumuman bahawa ekstrakurikuler gerakan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib telah diadakan. Aku sangat senang mendengarnya. Pembelajaran pramuka di SMP ternyata lebih menyenangkan. Pada hari pertama masuk pramuka kami diberi tugas untuk membuat kelompok. Kebetulan nih aku duduk di kelas 7D dan kawan-kawanku baik-baik semua diantarnya Deviana Eka Widyasari, Anne Azka Juwita dan masih banyak lagi. Awalnya kami kebingungan saat disuruh membuat kelompok, kelompok apa juga kami tidak tahu. Lalu pada akirnya ada teman yang mengusulkan, “He, piye nek kelompoke jengenge Kolojengking?,” terus kami berunding, dan akhirnya kami menyetujui nama Kolojengking sebagai nama kelompok kami. Kelompokku pada saat itu ada Bakti, Amar, Ilham, Lambang dan masih ada lagi yang lain tapi aku lupa siapa namanya. Yang bikin ngakak adalah kami saling memanggil nama dengan sebutan “Jeng” kayak gini, Ilham memanggil Bakti “Hey jeng Bakti”, dan semacam itulah sebutan untuk kami dulu. Aaku menjabat sebagai ketua regu pada saat itu, atau lebih dikenal dengan sebutan “PINRU” (pemimpin regu). Susah sih jadi pinru tuu... tapi ya aku jalani aja kayak air mengalir.
Pada suatu pagi hari, pinru-pinru dari semua regu dipanggil untuk berkumpul di serambi masjid SMPku oleh kakak pembina yaitu kak Aslan. Aku nggak tahu ada tujuan apa kak Aslan memanggil kami. Saat semua pinru sudah berkumpul kak Aslan menyampaikan tujuannya. Beliau berbicara, “ Asalamulaikum adik- adik penggalang, baiklah langsung saja kakak akan menyampaikan tujuan kakak memanggil kalian ke sini. Begini, kakak ada kabar bahwa akan diadakan Jambore Cabang di Karanganyar Sanden, sehubungan dengan hal itu kakak ingin menayakan apakah adik-adik ini ada yang berminat untuk ikut Jambore itu?,” lantas kak Aslan memberi kami waktu untuk berunding sejenak. Tiba-tiba kak Alan bilang, “O iya adik-adik , kalau kalian ingin ikut Jambore Cabang ini, hanya perwakilan saja dari SMP, yaitu 2 orang putra dan 2 orang putri,” begitu kata kak Aslan. Kamudian kami berunding kembali untuk membahas siapa yang akan diikutkan pada Jambore itu. Akhirnya kami menemui titik terang, “Kak, ini yang ikut Jambore yang cowok Bagus sama saya, dan yang cewek Naumi sama Talita kak.” Ujarku.
Sesuai dengan keputusan kami, akupun sangat semangat untuk mengikuti jambore itu. Pada mulanya sih aku gak tahu apa itu jambore, yang jelas aku hanya tahu bahwa itu adalah kegiatan di bidang pramuka. Yah, namanya juga baru lulus dari SD aku masihlah menjadi anak yang sangat culun dan lugu, belum tahu apa-apa tentang lingkungan dan organisasi. Alhasil aku sering mengajak Talita untuk membicarakan tentang persiapan jambore. Pada hari Rabu, kami yang terpilih untuk mewakili sekolah ke Jambore Cabang disuruh untuk datang ke UPT imogiri. Sekali lagi aku tidak tahu mana itu UPT, ternyata eh ternyata letak dari UPT itu cuma di sebelah timur Puskesmas Imogiri. Dalam hati aku tertawa ngakak , “Wo lha wong Imogiri og ra reti ngendi kui UPT Imogiri, Irawan koclok Irawan koclok...hhaaha.”
Setibanya aku di UPT Imogiri aku hanya terduduk diam memandang teman-temanku jambore dari SMP lain yang bisa dibilang wajahnya “ngerol-ngerol kalee,” aku sih serem melihat mereka. Dan di sana ternyata ada juga teman SDku yang ikut pada jambore itu. Dia adalah Ila dan Evi. Setelah selang beberapa menit kami disuruh untuk masuk ke ruangan yang akan digunakan untuk memberikan pengarahan tentang jambore. Kami pun segera masuk ke ruangan itu, aku duduk di kursi no 2 dari depan bersebelahan dengan Bagus. Setelah semua peserta Jambore Cabang berkumpul di ruangan, kak Tuji memberikan pengarahan tentang Jambore Cabang..”
Setelah kak Tuji selesai memberikan pengarahan tentang jambore itu , kak Erma menyuruh kami untuk berkumpul di teras UPT Imogiri untuk membahas apa saja yang akan dibawa ke jambore itu. Aku merasa deg-degan sih awalnya, karena aku takut kalau disuruh bawa yang berat-berat. Langsung saja kami membahas tentang pembagian tugas tentang peralatan dan bahan apa saja yang akan kami bawa. Pembahasan berjalan dengan alot, kami masih menunjukkan rasa keegoisan kami. Pembahasan itu berjalan dengan lama sekali namun nampaknya akan segera menemui titik terang. Saat pembahasan sudah selesai, kami disuruh untuk berbaris di depan UPT untuk menerima pengarahan tentang apa saja yang akan kami lakukan di jambore itu. Kak erma dan kak Sodiq sebagai pembina dan pendamping di jambore itu memberikan beberapa pengumuman , diantaranya adalah pengumuman tentang latihan membuat tenda dan latihan untuk pentas seni yang akan digelar pada saat jambore nanti. Kak Erma bilang , “ Adik-adik bagaimana kalau kita nanti di sana (di jambore) kita menampilkan seni tari?,” serentak kami menjawab “Ya kak kami setuju,” sesuai dengan kesepakatan kami, kami akan berlatih tari untuk dipentaskan di jambore nanti.
Selang beberapa hari aku mendapatkan sms yang berbunyi “Adik-adik peserta Jambore Cabang diharapkan besuk minggu berkumpul di SMP 1 Imogiri untuk latihan tari,” akupun segera sms teman yang lain. Saat hari Minggu telah tiba kami segera berangkat menuju ke SMP 1 Imogiri untuk latihan tari. Saat semua peserta sudah lengkap, kami berkumpul di aula SMP untuk latihan. Pelatih tari kami bernama Pak Widodo, kami sering memanggilnya Pak Wid. Kemudian Pak Wid menyuruh kami untuk berbaris dan ia berkata, “Adik-adik sekalian pada kali ini kita akan latihan tari yang judulnya ‘Tari Batik Cipto Wening’ saya minta kalian latihan dengan serius ya!”
Latihan segera dimulai, pertama-tama kami berunding untuk membahas pembagian peran setiap anak. Karena judul tarinya adalah Batik Cipto Wening maka kami terbagi dalam 2 kelompok yaitu putra dan putri. Untuk putra kami mendapat peran untuk membawa tongkat dan menari dengan tongkat, sedangkan yang kelompok puti mereka mendapat peran untuk membatik. Latihan pertama kami merasa sangat kaku, aku baru pertamakali menari, jadi aku sangat bingung dengan gerakan-gerakan tari. Pak Wid bilang gini, “He irawan kowe kok malah koyo angkrek, hahaha (dia tertawa ngakak),” otomatis mentalku langsung ciut mendengar komentar Pak Wid. Namun aku tahu beliau hanya bercanda supaya latihan kami tidak terasa membosankan dan sepi. Kak Erma juga turut ikut latihan menari karena ada satu teman kami yang tidak datang latihan. Saat kami merasa senang latihan eh malah Pak wid bilang bahwa latihan sudah selesai dan akan dilanjutkan minggu depan.
Saat jmbore akan segera dilaksanakan, aku dan bagus bekerja sama di rumah Bagus untuk membuat patok. Saat kami membuat patok di belakang rumah Bagus aku melihat ada 3 pohon durian yang gede-gede. Kemudian aku bilang pada Bagus, “Gus, ono duren ra gus sik wes tibo?” kemudian bagus menjawab, “Sik tak jikukke, aku mau entuk siji Wan.” Kemudian bagus mengambil durian itu, aku melanjutkan membuat patok di belakang rumah Bagus. Saat Bagus sudah datang dan membawa 1 buah durian, lalu aku langsung menyuruhnya untuk segera membuka buah durian itu. Buah durian itupun terbuka, lalu aku mengambil 1 biji dan segera aku makan. Sebelum aku makan buah durian itu aku mencium dulu buah itu karena baunya yang sangat menggoda selera, saat aku mencicipi buah durian itu aku langsung muntah-muntah dibuatnya. Kemudian Bagus tertawa ngakak. “Wo Irawan Irawan mau wae njaluk kon njikuke duren, mbasan wes dijikuke , wes dibukake barang patamu ora doyan, woo la mbadut ki,” begitu katanya Bagus, aku juga tertawa ngakak sih mendengarnya. Saat pembuatan patok selesai aku pamitan pada Bagus dan buliknya Bagus untuk pulang dulu karena waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Kemudian aku pulang dan sampai dirumah aku mandi lalu tidur.
Pada saat H-1 untuk jambore kami sangat sibuk karena harus mengumpulkan peralatan-peralatan dan bahan yang akan kami bawa ke jambore. Malam keberangkatan aku merasa deg-degan dan tidak bisa tidur. Saat raja siang telah menampakkan dirinya, aku langsung menuju ke kamar mandi dan segera bersiap-siap untuk berangkat ke acara Jambore Cabang itu. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB dan semua peserta serta pendamping kami sudah berkumpul, kami lalu masuk ke dalam ruangan. Lalu Kak Tuji memberikan sambutan dan pengarahan supaya nantinya kami bisa lacar dalam perjalanan dan pelaksanaan jambore. Kak Tuji berpesan agar pada jambore ini kami bisa menjaga sikap kami di sana. Lalu kak tuji bilang seperti ini, “Siapa di anatara kalian yang mau maju untuk membacakan secara hafalan dasa dharma pramuka?” kami semua tertunduk diam dan ada juga yang hanya tertawa cekikak cekikik. Akhirnya pemirsa..hhee ,, ada satu teman dari MTsN Giriloyo yang bernama Laili mau maju ke depan untuk mengucapkan secara hafalan dasa dharma pramuka, dia bisa dengan lancar mengucapkan dasa dharma itu. Kamu tahu apa yang terjadi setelah dia mengucapkan dasa dharma itu? Ternyataaa.... ia diberi uang sebesar Rp 100.000,00, bagiku segitu itu udah wow jumlahnya, maklumlah masih kelas 7 belum tahu apa-apa. Dalam hati aku berkata, “Mau aku wae sik maju, mbati aku,,hahaha.
Pada saat waktu menunjukkan 07.30 kami mulai sibuk untuk menaikkan barang menuju ke truk, kendaraan kami menuju Karanganyar Sanden tempat jambore diadakan. Suasana terasa riuh karena semua orang yang terlibat pada kegiatan itu mondar-mandir kesana-kemari mengambil barang lalu memasukkan barangnya ke dalam kendaraan, tak mau diam saja orang tua kami juga ikut membantu untuk menaikkan barang ke dalam truk. Pada saat itu ada satu peralatan yang tertinggal yaitu 1 buah pacul, keemudian kami langsung panik , kak Erma juga panik lalu dia berkata, “Met Slamet, omahmu cerak to? Mbok tulung kowe jikuk pacul ning omahmu!” begitu dia berkata, lalu Slamet menjawab, “Weh nggonku abot mbak pacule!” kemudian Kak Erma menjawab perkataan Slamet, “Yo ra popo to Met,” dan akhirnya Slamet setuju untuk mengambil pacul di rumahnya, “Yoh mbak, ningno aku njilih motor go njikuk pacule,” lalu Slamet meminjam motor salah satu kakak pendamping untuk mengambil pacul itu bersama Takim. Aku turut deg-degan pada saat itu. Selang 5 menit Slamet dan Takim akhirnya sampai di UPT Imogiri dan membawa pacul kameudian dia bergegas untuk menaikkan pacul ke dalam truk. Setelah kami selesai menaikkan barang bawaan kami ke dalam truk, kami berkumpul di halaman UPT untuk berdoa buat keselamatan kami selama perjalanan dan pelaksanaan jambore. Kira-kira 5 menit kami berdoa bersama di halaman itu, lalu kamipun segera berangkat menuju tempat jambore dilaksanakan yaitu di Karanganyar.
Saat waktu menampakkan diri pada pukul 08.00 WIB kami berangkat menuju ke lokasi kami akan jambore. Truk sudah dinyalakan, nggreng nggreng nggreng,, dan kami pun bersorak ria karena truk sudah berangkat menuju lokasi jambore. Di perjalanan kami bernyanyi ria untuk mengurangi rasa panas karena disengat oleh terik matahari. Di dalam truk aku dan Ila serta Evi bercanda gurau, memang mereka teman yang solid karena selalu akrab denganku. Kira-kira 30 menit perjalanan akhirnya kami menginjakkan kaki di bumi perkemahan Karanganyar, lokasi jambore diadakan. Kami bergegas turun dari truk dan segera menurunkan barang bawaan yang sangat banyak dan berat tentunya. Suasana pada saat itu sangat ramai karena kami sudah merasa lelah perjalanan, panas lagi hahaha....
Saat semua barang sudah turun, lalu kami mencari lokasi kafling kami dimana kafling tersebut adalah tempat untuk mendirikan tenda kami. Setelah ketemu, kami langsung membawa barang-barang kami menuju kafling. Saat semua barang telah terkumpul menjadi satu di kafling itu kami langsung mendirikan tenda. Pendirian tenda itu berlangsung mengasyikkan walaupun agak menjengkelkan dan melelahkan. Sekitar 10 menit tenda kami sudah berdiri dengan kokohnya untuk melindungi kami dari kepanasan dan kehujanan serta kedinginan, hheee...
Setelah tenda selesai didirikan aku dan teman-temanku memasukkan barang bawaan kami ke dalam tenda, tapi aku hanya duduk-duduk saja kemudian Bagus bilang, “Gak ayoo Wan , malah kur tenguk-tenguk wae, kanacane yo kesel jhe, badut ki,” kemudian aku tertawa terpingkal-pingkal mendengar omongan Bagus. Semua barang sudah masuk dalam tenda, namun kelompok putri belum selesai mendirikan tenda, kamipun berinisiatif untuk membantu mendirikan tenda mereka. Kami datang kesana dan langsung membantu mereka mendirikan tenda mereka. Hanya beberapa waktu saja tenda mereka sudah selesai didirikan. Memang benar pepatah “pekerjaan yang berat jika dilakukan bersama-sama akan terasa ringan.”
Kemudian kami kembali ke tenda putra untuk merapikan tenda dan tidur siang karena kami sangat lelah, tak berapa lama kami tidur, kami mendengar suara adzan dzuhur telah dikumandangkan, kami bergegas bangun dari tenda lalu mencari air wudlu lalu kami wudlu dan shalat berjamaah di aula bascame. Suasana saat shalat sangat panas karena kami berhimpit-himpitan saat salat. Setelah salat selesai kami segera menuju kembali ke tenda, namun baru berapa langkah kami melangkahkan kaki kami, kami dipanggil oleh salah satu teman perempuan kami, kami disuruh ke tenda mereka karena mereka baru saja masak. Kami tak menolak ajakan mereka karena memang kami lapar dari bangun tidur belum makan. Di tenda putri kami makan bersama-sama, ada Kak Erma,Kak Sodiq, dan teman-teman laainnya. Suasana di tenda putri sangat asyik, rasa kekeluargaan kami semakin erat walaupun baru hari pertama dan kegiatan jambore belum dimulai.
Saat yang ditunggu
telah tiba, acara Jambore Cabang yang kami ikutu telah secara resmi dimulai.
Kami mendapat buku panduan tentang kegiatan di jambore setiap anak mendapatkan
satu buku. Saat aku mendapat giliran untuk mengikuti Tekpram (teknik
ketrampilan pramuka) aku ternyata sama dengan Roni,Ila,dan Evi. Kami disuruh
membawa tongkat,gergaji dan tali pramuka. Ternyata kami disuruh membuat tandu
(semacam alat yang digunakan untuk mengangkat orang yang terrluka atu pingsan.
Aku dan Roni hanya diam melihat orang dari kecamatan lain sedang membuat tandu,
kemudian Roni berkata, “Piye wan iki, aku raiso gawe je, kowe iso ora?” dan
akupun langsung menjawab, “Yo aku ora iso lah, sak donge kowe sik luih tuwo kan
iso nggawe,” dan kemudian datang Ila dan Evi membawa peralatan yang sama dengan
kami, dia Ila juga berkata, “Win, gawekke aku Win, aku raiso gawe je, mumet aku
nggawe ra dadi dadi, ki tongkatku wes tak gorok lho, gek cepet Win gawekke,”
Evipun juga bilang padaku, “Hooh Win, cepet gawekke aku, ndak selak rampung
wektune ki,” dan sekali lagi aku menjawab, “Mbahnya, wei delok ra aku we raiso gawe
kok.” Kemudian Evi dan Ila tertawa ngakak melihat aku dan Roni yang tidak bisa
membuat tandu, dan Evi tertawa sambil berkata, “Wooooo wiwin werekotek, podo
wae ro aku yoen, wuuuuu.”
Waktu untuk membuat tandu pun sudah selesai, kami kembali ke tenda masing-masing. Dan kegiatan selanjutnya adalah Komlap (komando lapangan), aku, Lana, Ila dan Talita mendapat tugas itu. Kami awalnya bingung apa itu komlap, kami saling berdebat pendapat pada waktu itu, aku bilang bahwa komlap itu “kompor lapangan” kemudian Talita ngakak mendengar pernyataanku, sedangkan Ila menagtakan bahwa komlap itu Komandan lapangan. Akhirnya kami memutuskan untuk segera menuju lokasi kegiatan dengan membawa bendera semaphore dan peluit. Setibanya kami di lokasi kegiatan, kami mencari tempat yang teduh untuk berteduh setelah berjalan panjang dan tersengat terik matahari. Dan, acara pun dimulai! Kak Yusuf memulai kegiatan itu dengan membaca huruf melaui bendera semaphore. Kami hanya terdiam dan tidak tahu apa-apa, bahkan satu hurfpun tak berhasil kami tebak. Kami sangat merasa malu pada saat itu. Setelah acara selesai kami kembali ke tenda kami masing-masing. Perasaan malu namun ada juga kesan yang yang menyenagkan terbalut dalam jiwaku. Aku selalu tertawa dalam hati jika mengingat akan hal itu,betapa tidak? Aku hanya bisa mengalami hal itu satu kali dalam hidupku, besuk tua aku hanya bisa mengenangnya saja. Kenangan manis yang tidak akan terlupakan.
Hari selanjutnya adalah
kegiatan outbond yang asyik. Aku dan teman sekelompokku mengikuti kegiatan itu
dengan senang hati tapi juga sangat panas, medan “peperangan” itu ada di gurun
pasir yang luas dan sangat panas. Namun tak apa bagi kami, pramuka itu pantang
menyerah kan?? Jadi kami tetap lanjut sampai permainan selesai. Huuhh...
benar-benar lelah aku, ngantuk, laper, haus semua campur aduk jadi satu padu. Lalu
aku pulang deh ke tenda, berhubung di dekat tenda ada banyak penjual, aku beli
deh es di situ! Harganya Rp 2000,00, murah bukan? Yaiyalah murah, !
Bersambung.....
Bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar