Minggu, 22 September 2013

Materi bahasa Indonesia (Hikayat)



Hikayat Patani

Inilah suatu kisah yang diceritakan oleh orang tua-tua, asal raja yang berbuat negeri Patani Darussalam itu. Adapun raja di Kota Maligai itu namanya Paya Tu Kerub Mahajana. Maka Paya Tu Kerub Mahajana pun beranak seorang laki-laki, maka dinamai anakanda baginda itu Paya Tu Antara. Hatta berapa lamanya maka Paya Tu Kerub Mahajana pun matilah. Syahdan maka Paya Tu Antara pun kerajaanlah menggantikan ayahanda baginda itu. Ia menamai dirinya Paya Tu Naqpa. Selama Paya Tu Naqpa kerajaan itu sentiasa ia pergi berburu. 

Unsur intrinsik :
  1. Latar
A.    Tempat : negeri pantai darusalam , kota maligai,
B.     Waktu : berapa lamanya

Pada suatu hari Paya Tu Naqpa pun duduk di atas takhta kerajaannya dihadap oleh segala menteri pegawai hulubalang dan rakyat sekalian. Arkian maka titah baginda: "Aku dengar khabarnya perburuan sebelah tepi laut itu terlalu banyak konon." Maka sembah segala menteri: "Daulat Tuanku, sungguhlah seperti titah Duli Yang Mahamulia itu, patik dengar pun demikian juga." Maka titah Paya Tu Naqpa: "Jikalau demikian kerahkanlah segala rakyat kita. Esok hari kita hendak pergi berburu ke tepi laut itu." Maka sembah segala menteri hulubalangnya: "Daulat Tuanku, mana titah Duli Yang Mahamulia patik junjung." Arkian setelah datanglah pada keesokan harinya, maka baginda pun berangkatlah dengan segala menteri hulubalangnya diiringkan oleh rakyat sekalian. Setelah sampai pada tempat berburu itu, maka sekalian rakyat pun berhentilah dan kemah pun didirikan oranglah. Maka baginda pun turunlah dari atas gajahnya semayam didalam kemah dihadap oleh segala menteri hulubalang rakyat sekalian. Maka baginda pun menitahkan orang pergi melihat bekas rusa itu. Hatta setelah orang itu datang menghadap baginda maka sembahnya: "Daulat Tuanku, pada hutan sebelah tepi laut ini terlalu banyak bekasnya." Maka titah baginda: "Baiklah esok pagi-pagi kita berburu"
           
Ciri – ciri :
  1. Istana sentris
  2. Bahasa klise
Hatta, Pronomina, Lah dan Pun (partikel)

Unsur intrinsik :
Latar                            :
A.             Tempat : tempat perburuan ,
B.             Waktu : Essok hari
C.             Suasana : -
Sudut pandang         : orang ketiga terarah
Bahasa                      : tidak adda majas
Amanat                     : kita harus mematuhi perintah pimpinan
Nilai                          : budaya yaitu suka berburu, suka pindah pindah tempat
                                  : moral yaitu mematuhi perintah raja
                                  : soaila yaitu mendirikan kemah beersama sama

Maka setelah keesokan harinya maka jaring dan jerat pun ditahan oranglah. Maka segala rakyat pun masuklah ke dalam hutan itu mengalan-alan segala perburuan itu dari pagi-pagi hingga datang mengelincir matahari, seekor perburuan tiada diperoleh. Maka baginda pun amat hairanlah serta menitahkan menyuruh melepaskan anjing perburuan baginda sendiri itu. Maka anjing itu pun dilepaskan oranglah. Hatta ada sekira-kira dua jam lamanya maka berbunyilah suara anjing itu menyalak. Maka baginda pun segera mendapatkan suara anjing itu. Setelah baginda datang kepada suatu serokan tasik itu, maka baginda pun bertemulah dengan segala orang yang menurut anjing itu. Maka titah baginda: "Apa yang disalak oleh anjing itu?" Maka sembah mereka sekalian itu: "Daulat Tuanku, patik mohonkan ampun dan karunia. Ada seekor pelanduk putih, besarnya seperti kambing, warna tubuhnya gilang gemilang. Itulah yang dihambat oleh anjing itu. Maka pelanduk itu pun lenyaplah pada pantai ini."
Ciri-ciri :
  1. Bahasa klise
Hatta , Maka, Lah dan Pun, kah (partikel), pengulangan kata pada kata maka, pronomina (tubuhnya),
  1. Istana sentris
  2. Fantastis  : Ada seekor pelanduk putih, besarnya seperti kambing, warna tubuhnya gilang gemilang
Unsur intrinsik :
Penokohan      :                      paya tu naqpa : cerdik
Latar                :                       tempat                         : di hutan (dalam hutan)
                                                Waktu                         : esok hari
                                                Suasana           : melelahkan , pantang menyerah
Sudut panang  :                       orang ketiga terarah
Alur                 :                       maju
Amanat           :                       jangan mudah menyerah dalam berusaha
                                                Kita harus cerdik dalam mengambil keputusan
Nilai                :                       moral yaitu hulubalang patuh pada raja
                                                Berburu yaitu nilai budaya dan nilai estetika yaitu pake majas                                                          parabola
           

Setelah baginda mendengar sembah orang itu, maka baginda pun berangkat berjalan kepada tempat itu. Maka baginda pun bertemu dengan sebuah rumah orang tua laki-bini duduk merawa dan menjerat. Maka titah baginda suruh bertanya kepada orang tua itu, dari mana datangnya maka ia duduk kemari ini dan orang mana asalnya. Maka hamba raja itu pun menjunjungkan titah baginda kepada orang tua itu. Maka sembah orang tua itu: "Daulat Tuanku, adapun patik ini hamba juga pada kebawah Duli Yang Mahamulia, karena asal patik ini duduk di Kota Maligai. Maka pada masa Paduka Nenda berangkat pergi berbuat negeri ke Ayutia, maka patik pun dikerah orang pergi mengiringkan Duli Paduka Nenda berangkat itu. Setelah Paduka Nenda sampai kepada tempat ini, maka patik pun kedatangan penyakit, maka patik pun ditinggalkan oranglah pada tempat ini." Maka titah baginda: "Apa nama engkau?". Maka sembah orang tua itu: "Nama patik Encik Tani." Setelah sudah baginda mendengar sembah orang tua itu, maka baginda pun kembalilah pada kemahnya.Dan pada malam itu baginda pun berbicara dengan segala menteri hulubalangnya hendak berbuat negeri pada tempat pelanduk (kancil)  putih itu. 
Ciri –ciri :
  1. Bahasa kilise
Partikel lah pun, pengulangan maka, ada pronomina (asalnya, hulubalangnya dll yang pake nya)
Unsur intrinsik :
Tokoh : naqpa yaitu ramah dan peduli pada orang lain, yaitu encik tani
Di sebuah tempat orang tua
Waktunya setelah tidak dapat hewan buruan
Suasananya memprihatinkan



           
Setelah keesokan harinya maka segala menteri hulubalang pun menyuruh orang mudik ke Kota Maligai dan ke Lancang mengerahkan segala rakyat hilir berbuat negeri itu. Setelah sudah segala menteri hulubalang dititahkah oleh baginda masingmasing dengan ketumbukannya, maka baginda pun berangkat kembali ke Kota Maligai. Hatta antara dua bulan lamanya, maka negeri itu pun sudahlah. Maka baginda pun pindah hilir duduk pada negeri yang diperbuat itu, dan negeri itu pun dinamakannya Patani Darussalam (negeri yang sejahtera). Arkian pangkalan yang di tempat pelanduk putih lenyap itu (dan pangkalannya itu) pada Pintu Gajah ke hulu Jambatan Kedi, (itulah. Dan) pangkalan itulah tempat Encik Tani naik turun merawa dan menjerat itu. Syahdan kebanyakan kata orang nama negeri itu mengikut nama orang yang merawa itulah. Bahwa sesungguhnya nama negeri itu mengikut sembah orang mengatakan pelanduk lenyap itu. Demikianlah hikayatnya.
Ciri-ciri :
  1. Istana sentris
  2. Terpengaruh agama islam
  3. Bahasa klise, lah kah tah pun
  4. Pronomina



Sumber: Hikayat Seribu Satu Malam

Ciri ciri hikayat yang terdapat pada hikayat patani dalah
  1. Alur à alur yang digunakan pada hikayat di atas adalah alur maju
  2. Latar à
Tempat : istana kerajaan , hutan tepi laut, kota maligai
Waktu : esok hari , dua jam lamanya, suatu hari, dua bulan lamanya
Suasana : menyedihkan ketika ditinggal mati ayah handa

  1. Sudut pandang : orang ketiga terarah
  2. Amanat : jangan memberontak  pada pemimpin kita.
  3. Tema :  asal usul negeri patani
  4. Penokohan :
Tokoh : paya Tu Naqpa , Menteri Hulublaangg, encik tani
Watak : Paya Tu Naqpa :
            Menteri hulubalang : setia
            Encik tani :
Deskripsi watak tokoh :
Paya tu naqpa :
Mnteri hulubalang : tingkah laku tokoh
Encik tani
  1. Terpengaruh agama islam



Tema adalah : gagasan yang mendasari suatu cerita, idenya itu tentang opo to??  Certane ki ngompngke opo to????

NB = Kalau banyak salahnya mohon komentar dan sarannya ya, terimakasih :)


2 komentar: